TUKAR TAKDIR, ketika Nicholas Saputra dihukum rasa bersalah terjebak di antara Duka dan Amarah
Film Tukar Takdir Merilis Official Trailer Ketika Nicholas Saputra Dihukum Rasa Bersalah Terjebak di Antara Duka dan Amarah Marsha Timothy & Adhisty Zara
Jakarta, 10 September 2025 -- Starvision Plus merilis Press Conference Official Poster dan Official Trailer Film TUKAR TAKDIR
Dihadiri Oleh
1. Chand Parwez Servia (Produser)
2. Rama Adi (Produser)
3. Fauzan Zidni (Produser Eksekutif)
4. Mouly Surya (Sutradara & Penulis Skenario)
5. Valiant Budi (Penulis Novel)
6. Yudhi Arfani (Penata Musik)
7. Zeke Khaseli (Penata Musik)
8. Nicholas Saputra
9. Marsha Timothy
10. Adhisty Zara
11. Meriam Bellina
12. Marcella Zalianty
13. Roy Sungkono
14. Ariyo Wahab
15. Revaldo
16. Ayez Kassar
Saksikan TUKAR TAKDIR tayang 2 Oktober 2025 di Seluruh BioskopFilm Tukar Takdir akan turut hadir di Asian Contents & Film Market Busan International Film Festival. Tayang di bioskop Indonesia mulai 2 Oktober 2025. Mouly Surya kembali hadir dengan karya menyegarkan terbarunya, Tukar Takdir. Sebuah film drama petaka pesawat persembahan Starvision dan Cinesurya, bekerja sama dengan Legacy Pictures, yang akan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025. Rawa (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang pesawat yang selamat dari petaka Jakarta Airways 79. Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, Rawa adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma. Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot, Zahra (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, Dita (Marsha Timothy). Rawa (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang pesawat yang selamat dari petaka Jakarta Airways 79. Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, Rawa adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma. Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot, Zahra (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, Dita (Marsha Timothy). Official trailer Tukar Takdir mengikuti perjalanan Nicholas Saputra sebagai Rawa yang justru dihukum rasa bersalah. Ia selalu memendam pertanyaan mengapa hanya dirinya yang selamat. Hukuman rasa bersalah itu semakin bertambah saat ia bertemu dengan keluarga dari para korban Jakarta Airways 79 seperti Dita yang meluapkan amarah, serta Zahra yang masih terus berduka. Namun, di antara perasaan-perasaan itu, ada yang janggal. Simpati yang berujung pada empati, dan pada akhirnya membawa sepercik romansa.
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Valiant Budi, film Tukar Takdir akan menjadi sajian segar dan baru untuk perfilman Indonesia yang mengangkat tentang drama petaka pesawat. Sebuah tema cerita yang relevan dengan penonton Indonesia, dan belum banyak dieksplorasi oleh sineas Indonesia. Tukar Takdir hadir dengan genre yang baru di perfilman Indonesia. Pesawat tentunya menjadi transportasi umum yang sudah sangat familiar dengan kita, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi, di antaranya petaka yang merenggut korban jiwa. Membuat film drama petaka pesawat tentunya bukan hal yang mudah. Semoga karya ini bisa menjadi cerminan baru bagi kita, melalui pergulatan emosi dari para karakternya yang harus menghadapi trauma dan melanjutkan kehidupan," ujar produser Tukar Takdir Chand Parwez Servia.
Diproyeksikan untuk diproduksi sejak 2019, film Tukar Takdir akhirnya rilis tahun ini. Film ini juga terpilih untuk menjadi bagian dari Asian Contents & Film Market (ACFM), yang menjadi bagian dari Busan International Film Festival (BIFF) 2025. ACFM akan berlangsung pada 20-23 September 2025. ACFM adalah pasar konten komprehensif utama di Asia yang menjadi platform bagi
film, serial, animasi, publikasi, webtoon, novel web, dan konten berbasis AI dipamerkan dan diperdagangkan. Diadakan setiap tahun bersamaan dengan BIFF, ACFM mengumpulkan kreator, pembeli, produser, agen penjualan, dan investor global untuk berbagi wawasan industri terbaru dan membangun kemitraan bisnis strategis.
“Film ini hadir dengan genre berbeda, dan semoga juga menjadi kontribusi kami
untuk perfilman Indonesia yang saat ini tengah bertumbuh baik dan sudah bisa menerima karya-karya yang baru dan segar. Semoga juga diterima oleh banyak penonton saat tayang di bioskop Indonesia,” tambah produser Tukar Takdir Rama Adi. Penulis dan sutradara Tukar Takdir Mouly Surya mengungkapkan, ia memang memiliki minat pada karya-karya bertema kecelakaan pesawat dan kasus-kasus yang terjadi di dunia penerbangan internasional. Meski demikian, Tukar Takdir menjadi sebuah karya yang benar-benar baru baginya. “Film Tukar Takdir adalah karya yang baru bagi saya dan belum pernah dibuat
sebelumnya. Selain drama petaka pesawat, ada drama yang kental dan melibatkan
banyak karakter di dalamnya. Film ini juga berbicara tentang kedukaan, trauma, dan
kesembuhan menuntun para karakternya untuk memiliki koneksi di tengah situasi
putus asa,” ujar sutradara dan penulis Tukar Takdir Mouly Surya Nicholas Saputra, yang memerankan Rawa mengungkapkan cerita di film ini akan terasa sangat dekat dan meyakinkan. Melalui benang merah musibah, akan menjadi jalan penonton menaruh empati ke para karakternya. Cerita di film ini relate dengan banyak orang. Rawa adalah salah satu representasi orang yang berhadapan dengan musibah. Dan tokoh-tokoh lain di film ini juga pastinya akan merepresentasikan perasaan dan situasi yang juga banyak dialami oleh kita,” ujar Nicholas Saputra. Penulis dan sutradara Tukar Takdir Mouly Surya mengungkapkan, ia memang memiliki minat pada karya-karya bertema kecelakaan pesawat dan kasus-kasus yang terjadi di dunia penerbangan internasional. Meski demikian, Tukar Takdir menjadi sebuah karya yang benar-benar baru baginya.
“Film Tukar Takdir adalah karya yang baru bagi saya dan belum pernah dibuat
sebelumnya. Selain drama petaka pesawat, ada drama yang kental dan melibatkan
banyak karakter di dalamnya. Film ini juga berbicara tentang kedukaan, trauma, dan
kesembuhan menuntun para karakternya untuk memiliki koneksi di tengah situasi
putus asa,” ujar sutradara dan penulis Tukar Takdir Mouly Surya. Nicholas Saputra, yang memerankan Rawa mengungkapkan cerita di film ini akan terasa sangat dekat dan meyakinkan. Melalui benang merah musibah, akan menjadi jalan penonton menaruh empati ke para karakternya.
“Cerita di film ini relate dengan banyak orang. Rawa adalah salah satu representasi orang yang berhadapan dengan musibah. Dan tokoh-tokoh lain di film ini juga pastinya akan merepresentasikan perasaan dan situasi yang juga banyak dialami oleh kita,” ujar Nicholas Saputra. Memerankan Dita bagi saya adalah karakter yang cukup berat. Dita merepresentasikan orang yang menghadapi musibah dan duka dengan kehidupan. Saya adalah salah satu orang yang takut dengan pembicaraan tentang petaka pesawat. Dengan film ini, ini menjadi salah satu cara untuk bisa mengatasi
ketakutan, dengan cara menghadapinya,” tambah Marsha Timothy.
Tonton film drama petaka pesawat Tukar Takdir mulai 2 Oktober 2025. Ikuti perkembangan terbaru film Tukar Takdir melalui akun Instagram @tukartakdirfilm,
@starvisionplus, @cinesurya, dan Tiktok @StarvisionMovie. Sinopsis
Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, RAWA (Nicholas Saputra) adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma. Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot,
ZAHRA (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, DITA (Marsha Timothy). Official trailer Tukar Takdir mengikuti perjalanan Nicholas Saputra sebagai Rawa yang justru dihukum rasa bersalah. Ia selalu memendam pertanyaan mengapa hanya dirinya yang selamat. Hukuman rasa bersalah itu semakin bertambah saat ia bertemu dengan keluarga dari para korban Jakarta Airways 79 seperti Dita yang meluapkan amarah, serta Zahra yang masih terus berduka. Namun, di antara perasaan-perasaan itu, ada yang janggal. Simpati yang berujung pada empati, dan pada akhirnya membawa sepercik romansa.
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Valiant Budi, film Tukar Takdir akan menjadi sajian segar dan baru untuk perfilman Indonesia yang mengangkat tentang drama petaka pesawat. Sebuah tema cerita yang relevan dengan penonton Indonesia, dan belum banyak dieksplorasi oleh sineas Indonesia.
Tukar Takdir hadir dengan genre yang baru di perfilman Indonesia. Pesawat tentunya menjadi transportasi umum yang sudah sangat familiar dengan kita, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi, di antaranya petaka yang merenggut korban jiwa. Membuat film drama petaka pesawat tentunya bukan hal yang mudah. Semoga karya ini bisa menjadi cerminan baru bagi kita, melalui pergulatan emosi dari para karakternya yang harus menghadapi trauma dan melanjutkan kehidupan," ujar produser Tukar Takdir Chand Parwez Servia.
Diproyeksikan untuk diproduksi sejak 2019, film Tukar Takdir akhirnya rilis tahun ini. Film ini juga terpilih untuk menjadi bagian dari Asian Contents & Film Market (ACFM), yang menjadi bagian dari Busan International Film Festival (BIFF) 2025. ACFM akan berlangsung pada 20-23 September 2025. ACFM adalah pasar konten komprehensif utama di Asia yang menjadi platform bagi
film, serial, animasi, publikasi, webtoon, novel web, dan konten berbasis AI dipamerkan dan diperdagangkan. Diadakan setiap tahun bersamaan dengan BIFF, ACFM mengumpulkan kreator, pembeli, produser, agen penjualan, dan investor global untuk berbagi wawasan industri terbaru dan membangun kemitraan bisnis strategis.
“Film ini hadir dengan genre berbeda, dan semoga juga menjadi kontribusi kami
untuk perfilman Indonesia yang saat ini tengah bertumbuh baik dan sudah bisa menerima karya-karya yang baru dan segar. Semoga juga diterima oleh banyak penonton saat tayang di bioskop Indonesia,” tambah produser Tukar Takdir Rama Adi. Penulis dan sutradara Tukar Takdir Mouly Surya mengungkapkan, ia memang memiliki minat pada karya-karya bertema kecelakaan pesawat dan kasus-kasus yang terjadi di dunia penerbangan internasional. Meski demikian, Tukar Takdir menjadi sebuah karya yang benar-benar baru baginya.
“Film Tukar Takdir adalah karya yang baru bagi saya dan belum pernah dibuat
sebelumnya. Selain drama petaka pesawat, ada drama yang kental dan melibatkan
banyak karakter di dalamnya. Film ini juga berbicara tentang kedukaan, trauma, dan
kesembuhan menuntun para karakternya untuk memiliki koneksi di tengah situasi
putus asa,” ujar sutradara dan penulis Tukar Takdir Mouly Surya. Nicholas Saputra, yang memerankan Rawa mengungkapkan cerita di film ini akan terasa sangat dekat dan meyakinkan. Melalui benang merah musibah, akan menjadi jalan penonton menaruh empati ke para karakternya.
“Cerita di film ini relate dengan banyak orang. Rawa adalah salah satu representasi orang yang berhadapan dengan musibah. Dan tokoh-tokoh lain di film ini juga pastinya akan merepresentasikan perasaan dan situasi yang juga banyak dialami oleh kita,” ujar Nicholas Saputra. Memerankan Dita bagi saya adalah karakter yang cukup berat. Dita merepresentasikan orang yang menghadapi musibah dan duka dengan kehidupan. Saya adalah salah satu orang yang takut dengan pembicaraan tentang petaka pesawat. Dengan film ini, ini menjadi salah satu cara untuk bisa mengatasi
ketakutan, dengan cara menghadapinya,” tambah Marsha Timothy.
Tonton film drama petaka pesawat Tukar Takdir mulai 2 Oktober 2025. Ikuti perkembangan terbaru film Tukar Takdir melalui akun Instagram @tukartakdirfilm,
@starvisionplus, @cinesurya, dan Tiktok @StarvisionMovie.
Sinopsis
Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, RAWA (Nicholas Saputra) adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma. Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot,
ZAHRA (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, DITA (Marsha Timothy).
Pemain & Tim Produksi
Nicholas Saputra Rawa
Marsha Timothy Dita
Adhisty Zara Zahra
Meriam Bellina Shinta
Marcella Zalianty Damianti
Teddy Syach Raldi
Roy Sungkono Dimas
Ariyo Wahab Purwanto
Revaldo Adam
Hannah Al Rashid Patricia
Ayez Kassar Pak Mukhsin
Devi Permatasari Dr. Vita
Tora Sudiro Dirga
Ringgo Agus Rahman Adrian
Bagus Ade Saputra Bambang
Produksi Starvision
Cinesurya
Legacy Pictures
Produser Chand Parwez Servia
Riza
Rama Adi
Mithu Nisar
Sutradara Mouly Surya
Produser Eksekutif Reza Servia
Amrit Dido Servia
Raza Servia
Fauzan Zidni
Lisbeth Simarmata
Produser Lini Daniel Kristianto
Penulis Skenario Mouly Surya
Berdasarkan Novel Karya Valiant Budi (Vabyo)
Desain Produksi Teddy Setiawan
Penata Kamera Roy Lolang, I.C.S
Penyunting Gambar Ahmad Yuniardi
Penata Suara Satrio Budiono
Perekam Suara M Yusuf Patawari
Penata Musik Yudhi Arfani
Zeke Khaseli
Penata Warna In My Room
Penata VFX Skybox
Exodusfx
Dalang Digital Studio
Penata Grafis Mataque Studio
Penata Rias Gunawan Saragih
Penata Busana Karin Wijaya
Penata Peran Arif Havidz
Sapto Soetarjo A.C.I
Perancang Poster Alvin Hariz
OST Temani Aku – Sheila On 7
Tentang Starvision
Starvision merupakan salah satu rumah produksi film dan televisi paling
berpengaruh dan terkemuka di Indonesia, dengan rekam jejak lebih dari tiga dekade
dalam membentuk lanskap hiburan nasional. Di bawah kepemimpinan visioner pendiri sekaligus produser Chand Parwez Servia, perusahaan ini dikenal konsisten menghadirkan kisah-kisah yang mampu menyentuh dan dekat dengan hati penonton Indonesia.
Setiap tahunnya, Starvision merilis sekitar sepuluh judul film layar lebar, menjadikannya salah satu pemain paling stabil dan dapat diandalkan di pasar film nasional. Keistimewaan Starvision terletak pada keberanian untuk berinvestasi secara mandiri di seluruh proyeknya, sebuah komitmen yang menegaskan kemandirian kreatif sekaligus kualitas dan konsistensi dalam setiap produksi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Starvision telah melahirkan sejumlah film box office
yang sukses besar dan banyak diperbincangkan, di antaranya Petaka Gunung
Gede, Sekawan Limo, 172 Days, Komang, Imperfect, Cek Toko Sebelah, dan Dua Garis Biru. Film-film tersebut menunjukkan kekuatan Starvision dalam menghadirkan hiburan yang tidak hanya komersial, tetapi juga penuh
makna—meneguhkan posisi Starvision sebagai nama terpercaya bagi penonton, mitra, maupun kolaborator di industri perfilman Indonesia.
Tentang Cinesurya
Cinesurya, didirikan pada tahun 2007, adalah sebuah rumah produksi di Jakarta
yang digarap oleh produser Rama Adi, Fauzan Zidni, dan sutradara Mouly surya.
Cinesurya memenangkan penghargaan Piala Citra lewat film pertamanya, “Fiksi”
(2007) serta “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” (2017), yang juga menuai
banyak pujian di skala internasional dengan penayangan perdana di Directors’ Fortnight, Cannes Film Festival. Selain itu, di tahun 2013, “What They Don’t Talk About When They Talk About Love” juga menjadi film pertama dari Indonesia yang berkompetisi di festival film independen terbesar di Amerika Utara, Sundance Film Festival. Kini, sebagai anggota Directors Guild of America (Perserikatan Sutradara di Amerika Serikat), co-founder Mouly Surya telah merintis karir internasionalnya dengan menyutradarai film “Trigger Warning”, sebuah produksi Netflix US yang dibintangi Jessica Alba, dan sukses menjadi 10 film teratas Netflix yang paling
banyak ditonton di seluruh dunia pada tahun 2024.
Tentang Legacy Pictures
PT LEGACY FILM berdiri sejak tahun 2011 dan merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dibidang Perfilman dan Perekaman Video.
Pada Tahun 2011-2017 PT LEGACY FILM memproduksi Film dan mulai tahun 2018,
Legacy aktif melakukan Investasi film. “PENGABDI SETAN”, “AGAK LAEN”,
“PETUALANGAN SHERINA 2” dan "THE ARCHITECTURE OF LOVE (TAOL)"
merupakan beberapa film box office dari LEGACY.
Redaksi Media : Pakar Popcorn (Rahman)
Instagram : @pakar_popcorn
Email : cinemapopcorn47@gmail.com
Website : pakarpopcorn47.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar