LINTRIK: ILMU PEMIKAT, Bukan sekedar horor pada umumnya film berusung genre drama psikologis yang kuat akan kearifan lokal

 Agustus 25, 2025


Prama Gatra Film dan Rumah Semut Film menggelar Gala Premiere 
Film LINTRIK: ILMU PEMIKAT
Senin, 25 Agustus 2025
Berlokasi di Epicentrum XXI

Di hadiri oleh

• Asye Siregar (Produser)

• Irham Acho Bachtiar (Sutradara)

• Yuki (Penulis)

• Akbar Nasdar

• Karina Icha

• Teguh Ryder

• Meisya Amira

• Fannita Posumah

• Pieter Ell

Saksikan LINTRIK: ILMU PEMIKAT mulai tayang 11 September 2025 di bioskop

film LINTRIK: ILMU PEMIKAT bergenre drama psikologis yang mengangkat kearifan lokal Nusantara. Film “Lintrik: Ilmu Pemikat” karya sutradara Irham Acho Bahtiar menjanjikan pengalaman sinematik yang berbeda dengan menghadirkan cerita tentang ilmu pengasihan Jawa kuno yang penuh misteri, sekaligus mengundang kontroversi melalui pernyataan sutradara tentang ritual ekstrem tanpa busana dan komitmen total aktris Karina Icha. Ini Perjalanan film “Lintrik: Ilmu Pemikat” dimulai dari sebuah penemuan tak terduga di akhir 2022 ketika produser Prama Gatra Film, Asye Siregar, menemukan film pendek berjudul “Lintrik - Janakim Series” di platform YouTube, hasil karya anak-anak muda Banyuwangi. Menghargai etika berkarya, tim produksi kemudian mengajak pembuat film original untuk berkolaborasi secara resmi sebagai konsultan budaya dalam versi layar lebar, memastikan autentisitas setiap detail budaya yang ditampilkan. Lintrik, sebagai fokus utama cerita, merupakan ilmu pelet atau pengasihan Jawa kuno yang memiliki kekuatan luar biasa berbeda dari pelet konvensional. Ilmu ini mampu menarik korbannya bahkan dari jarak yang sangat jauh, termasuk luar negeri, meski efeknya bersifat sementara. Aspek paling mencuri perhatian dari penjelasan sutradara adalah ritual ekstrem yang menjadi bagian dari praktik lintrik. Salah satu ritual yang ekstrim adalah mengelilingi kuburan keramat dalam. Aktris Karina Icha, yang memerankan karakter utama Sari, mengejutkan publik dengan pernyataannya tentang kesiapan menghadapi adegan ekstrem tanpa busana.

“Karena memang saya berniat ingin berkarya, jadi saya tidak mempertimbangkan naskah. Apapun itu, saya langsung terima. Saya yakin ketika kita ikhlas dan percaya diri, semua akan mengikuti dengan profesional,” tegas Karina dengan penuh keyakinan. Sikap profesional Karina juga terlihat dalam penguasaan bahasa Osing, bahasa asli Banyuwangi yang baru diketahuinya menjelang syuting dan berhasil dikuasai dalam waktu empat hari dengan bantuan kru lokal. Proses syuting selama 25- 30 hari di Banyuwangi tidak lepas dari kejadian-kejadian di luar nalar yang menambah mistis produksi film ini. Pengalaman paling berkesan terjadi saat syuting di hutan Banyuwangi, di mana tim produksi mengalami fenomena supernatural yang menghentikan proses pengambilan gambar. “Selama 3 hari berturut-turut, setiap kali kamera dikeluarkan dan siap syuting, tiba-tiba hujan turun. Ini terjadi puluhan kali. Anehnya, saat istirahat hujan berhenti, tapi begitu alat diset kembali, hujan turun lagi,” cerita Irham. Akhirnya, setelah melakukan ritual tertentu, kejadian misterius tersebut tidak terulang lagi. Dan akhirnya Irham merubah skenario yang sudah di buat dadakan agar penghuni hutan banyuwangi tidak marah. Ungkap Irham Acho pada Press Conference Senin, 25 Agustus 2025.

**

Redaksi Media : Pakar Popcorn (Rahman)

Instagram : @pakar_popcorn
Email : cinemapopcorn47@gmail.com

Website : pakarpopcorn47.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAKTU MAGHRIB 2 PRODUKSI RAPI FILMS SIAP MENEROR LAYAR LEBAR MULAI 28 MEI 2025 MELIBATKAN PULUHAN ANAK YANG KERASUKAN HADIR LEBIH MENCEKAM

Film Pangku_ karya pertama Reza Rahadian berhasil Lolos di ajang HAF 23

Film “Jodoh 3 Bujang” Merilis Official Trailer & Poster Membawa Kisah Komedi Keluarga yang Lucu dan Segar dari Makassar untuk Indonesia